Selasa, 09 Desember 2008

Pemasaran Ceria di Tengah Krisis Global



 Saya sangat tertarik ketika membaca artikel Yadi Budhi Setiawan (managing Director Force One. Selling & Distribution Consultants) yang berjudul “Peluang Ketika Likuiditas Pasar Kering”
 Yadi menyebutkan 6 taktik penjualan untuk menyiasati krisis global yang menyebabkan daya beli masyarakat turun. 6 taktik tersebut coba saya aplikasikan langsung terhadap system pemasaran Ceria:
 Karena sekaranglah saatnya utnuk meningkatkan penjualan secara cepat dan mencurii Outlet Share.

a. Program 3 – 5 % hard cash discount.
Mengadakan collection blitz dengan menawarkan “collection rewards cheme”
Dalam implementasinya Ceria sudah menerapkannya dari Rp. 199rb untuk C210E menjadi Rp 149rb dan system fee yang berjenjang.
b. Management on the road
Sudah diterapkan dengan direct selling system
c. Mengalihkan bonus insentif ke product category/ item untuk 3 bulan ke depan sehinga salesman mengkonsolidasi prospecting diri.Ini yang belum diterapkan mengingat kebijakan dari STI tentang scheme harga product berubah sehingga melemahkan pondasi, yang seharusnya dilakukan adalah perubahan/ inovasi product (handset) dengan harga kompetitif karena dari segi product layanan ceria masih unggul (tariff dan frekuensi)
d. Meningkatkan frekuensi kunjungan ke outlet, pareto aktif dan ceruk-ceruk pasar.
CO Ceria punya kemampuan, motivasi, dan daya jelajah terhadap hal ini. Sayang amunisi product belum memadai.
e. Meluncurkan program Sales Force Contest dengan bobot 50/50
sudah dilakukan dengan CO Contest tapi sistematika yang kurang jelas dan cenderung Top Up 50 dan Top Down 20 akhirnya hanya terasa seperti angin lalu
f. Foundation Scheme Sales force
Scheme sales yang menggunakan system basic income dan family loyalty. Ini yang belum dijalankan di ceria. Jadi kalo boleh usul, co ada basic income dan jaminan kesejahteraan. Meski kecil hal tersebut akan mengikat loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan target.
sekali lagi ini hanya usulan dan pemikiran dari beberapa kawan yang menghadapi langsung warna-warna suka duka selling ceria goes to village




Minggu, 07 Desember 2008

Perpisahan….


Jangan pernah berpisah tanpa ungkapan kasih sayang untuk dikenang. Mungkin saja perpisahan itu ternyata untuk selamanya.
dan…
Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu, musuhnya yang paling besar adalah prasangka, dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati.
Bukalah mata sewaktu berjalan, karena bisa saja kita akanbertemu dengan kesempatan. Adapun kesempatan itu sendiri buta. Peganglaherat-erat, karena kesempatan datang dan pergi tanpa memberitahu.


“sedia kerang rebus”,


pada suatu hari yang sendu seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh kepada ibunya. sebutir pasir tajam bagai belati memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan kepada kita bangsa kerang sebuah tanganpun, sehingga ibu tidak bisa menolongmu. sakit sekali,aku tahu anakku. tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. jadi, kuatkan harimu nak..jangan lagi terlalu lincah. kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu.tegarkan jiwamu melewati rasa nyeri yang menggigit. balutlah pasir itu dengan getah perutmu. hanya itu yang bisa engkau perbuat anakku, kata ibunya dengan pilu tapi penuh kelembutan. anak kerang pun mencoba nasihat bundanya. ada hasilnya, tetapi rasa perih bukan alang kepalang. kadang kala, di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. tetapi tidak ada pilihan lain. ia terus bertahan. dan dengan banyak air mata ia terus tegar, mengukuhkan hati, menguatkan jiwa, bertahun-tahun lamanya.tetapi, tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. makin lama makin halus. kian lama kian bulat. dan rasa sakit pun semakin berkurang. mutiara itu terus semakin berbentuk. kini, bahkan rasa sakitnya pun terasa biasa. dan ketika masanya tiba, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, akhirnya terbentuk dengan sempurna. kerang itu berhasil mengubah pasir menjadi mutiara. penderitaannya berubah menjadi mahkota. air matanya menjadi harta sangat berharga. dirinya kini, sebagai bentukan derita bertahun-tahun, lebih berharga dari sejuta kerang lainnya yang cuma disantap orang di bawah tenda-tenda bertuliskan "sedia kerang rebus", di pinggir jalan. tetapi kristal penderitaannya kini, menjadi perhiasan mahal bergengsi tinggi di leher-leher indah para perempuan kaya nan jelita.

BAGAIMANA MENGHADAPI PERANG HARGA?



by Pradopo
BAGAIMANA MENGHADAPI PERANG HARGA?
Harga adalah sebuah cerminan dari nilai yang dipersepsikan oleh konsumen. Dalam sebuah persaingan untuk mendapatkan konsumen, perusahaan menggunakan taktik untuk mengalahkan pesaingnya. Salah satu taktik yang digunakan adalah harga. Dengan menciptakan harga yang nampak murah sering menjadi tujuan, tetapi hal ini justru mengarahkan kepada menurunnya keuntungan industri bersangkutan.
Perang harga dapat menciptakan situasi kehancuran secara ekonomi dan melemahkan secara psikologi yang harus dibayar mahal oleh individu, perusahaan, dan turunya keuntungan industri. Tidak peduli siapa yang menang, semua petarung kelihatan mati-matian untuk menghakhirinya dibandingkan sebelum mereka menikmati persaingan. Dan akhirnya, perang harga menjadi suatu hal yang biasa. Hal ini terlihat jelas di industri telekomunikasi Indonesia yang berada dalam situasi perang harga. Adanya pengurangan harga, per-detik tagihan, dan free calls adalah senjata utama provider telekomunikasi memasuki arena persaingan. Sedikit sekali mereka mengungkapkan tentang pelayanan, kualitas, ekuitas merek, dan faktor non harga lainnya yang mungkin menambah nilai sebuah produk dan pelayanan. Jelas terlihat bahwa setiap persaingan selalu berdasarkan pada harga dan setiap reaksi selalu berdasarkan pemotongan harga.
Umumnya, perang harga terjadi karena ada anggapan bahwa harga di pasar tertentu terlalu tinggi atau adanya keinginan untuk mendapatkan pangsa pasar dengan biaya pada marjin tersebut. Perang harga menjadi umum karena manajer cenderung melihat bahwa merubah harga sesuatu hal yang mudah, cepat, dan manjur. Dengan memahami penyebab dan karakteristiknya, manejer dapat membuat keputusan tentang kapan dan bagaimana menghadapi perang harga, kapan menghindari, dan kapan memulainya.

Kamis, 04 Desember 2008

merekruit tenaga handal



sebagaimana kita tahu beda karyawan handal yang produktif dengan karyawan yang biasa-biasa saja begitu besar. kalau memang ingin mendapatkan karyawan yang produktif setiap perusahaan harus siap mengeluarkan biaya lebih mahal. seperti kata pepatah " bila anda membayar dengan kacang, maka anda hanya akan mendapatkan monyet" mereka mungkin mahal harganya, tetapi bakal memberikan value yang maksimal dalam bekerja.
hal inilah yang seringkali belum disadari benar oleh banyak perusahaan. ketika krisis global menyambar, yang ada di benak management hanya efisiensi budget yang berujung terhadap pemangkasan hak karyawan tidak tetap. hal tersebut akan sangat fatal, terlebih lagi jika karyawan tersebut merupakan ujung tombak perusahaan. pondasi yang telah lama dibangun akan goyah dan jebol.
dalam efisiensi, lebih tepat kiranya jika bukan ujung tombak perusahaan yang diutak-atik. peningkatan kualitas produk, layanan dan service excellence lebih tepat guna karena selain meningkatkan brand image, value serta psikologis produk juga bisa mengangkat moral sales force perusahaan.
kembali lagi dalam konteks proses rekruitment karyawan yang handal dan tepat guna memang harus menerapkan "ono rego ono rupo" (ada harga ada bentuk). rkruit dan rekruit tanpa memperhatikan kualitas perekruitan hanya akan menjadikan bad image perusahaan. akan lebih maksimal jika perusahaan menyediakan budget yang memadai dan fasilitas yang terjamin untuk karyawan. maka kualitas perekruitan akan meningkat dan perusahaan bisa mendapatkan tenaga handal yang tidak hanya sekelas kacang&monyet.
big appreciate buat www.ceriakita.blogspot.com semoga perjuangan lewat pena bisa berhasil just do it.